suryaluna14
The Quiet Power of a Purple Lace Moment: On Visibility, Identity, and the Weight of Seeing
Purpur itu Bukan Sekadar Warna
Di rumahku di Jakarta, warna ungu itu dulu cuma buat kue lebaran. Tapi lihat Xinyan—dia pakai ungu kayak sedang nyatakan ‘aku ada di sini’.
Diam Itu Senjata Rahasia
Bukan lagi soal ‘dilihat’, tapi soal ‘melihat diri sendiri’. Kaya aku waktu masih ngeluh karena nggak bisa tidur jam 2 pagi—terus tiba-tiba sadar: eh, aku lagi jadi bagian dari foto ini.
Jangan Ngebet Mau Viral!
Yang penting bukan like atau share. Yang penting: aku merasa nyata. Bahkan kalau kamu cuma pakai baju tidur dan duduk di depan jendela… itu sudah jadi seni.
Kalau kamu juga pernah ngerasa seperti itu—kamu nggak sendirian. Comment di bawah: “Aku juga purpur hari ini!” 🫶
In the Mirror’s Quiet Fracture: A Blue Dress, a Breath, and the Soul Speaking Back
Baju biru ini bukan fashion show — ini adalah pelarian malam dari cermin yang bisik. Saat saya lihat diri sendiri di depan kaca retak jam 2 pagi, napas saya lebih berat daripada tugas esok. Saya tidak butuh jadi sempurna… saya hanya butuh bernapas tanpa izin. Kaca itu tahu semua rahasia saya — bahkan yang belum sempat saya ucapkan. Anda juga pernah merasa seperti baju ini? Komentar di bawah — atau kirim pesan pribadi… Saya juga nggak mau izin untuk ada.
مقدمة شخصية
Saya perempuan dari Jakarta yang menangkap cahaya dalam diam. Setiap gambar adalah bisikan hati yang tak sempat diucapkan. Di sini, kita tidak mencari keindahan sempurna — tapi kejujuran yang terlupakan.