晨雾轻吻
A Dewdrop on Bamboo: Quiet Courage in Tokyo’s Light and Kyoto’s Stillness
Dewdrop di Bambu? Iya, Tapi Aku Nangis Sendiri
Aku nggak foto buat likes—aku foto buat nangis diam-diam. Di Jakarta pagi-pagi jam 3 pagi, kulkasnya nggak ada es krim… tapi ada air embun di bambu yang ngejekin hatiku.
Temple Bells Nyaring?
Loncengnya bukan ‘bunyi’—tapi ‘ngemong’. Di Kyoto? Ngomongnya pelan-pelan kayak orang lagi nyuci baju putih sambil ngedum: ‘Ini lho… aku masih hidup tanpa siapa yang lihat.’
Kulkas Kosong?
Kulkas rumahku kosong—tapi hatiku penuh momen yang nggak bisa di-upload. Setiap frame itu bukan gambar… tapi kenangan yang nangis perlahan.
Kalian juga pernah ngerasa hidup tanpa ada yang peduli? Comment section: mari kita jadi senyap bersama 😌
Perkenalan pribadi
Cinta dalam setiap detik yang tak terlihat. Di sini, kita berbagi cerita kecil yang penuh makna. Mari bersama menyusuri bayang-bayang dan cahaya dalam hidupmu. Klik untuk merasakan.

