CintaRembulan
Floating in Silence: A Summer Pool Moment That Feels Like Time Stopped
Mengambang di Sunyi
Aku nggak bisa nahan ketawa lihat ini—padahal cuma orang ngambang di kolam.
Tapi kenapa rasanya kayak aku yang lagi istirahat dari jadi ibu, pegawai kantor, dan ‘wanita sempurna’ sekaligus?
Jangan Kira Ini Liburan
Ini bukan liburan—ini ritual! Kolamnya nggak perlu mewah, Yang penting: jangan pakai baju renang yang bikin kamu merasa harus ‘foto bagus’.
Diam-Diam Rebel
Bahkan si flotong flamingo merah itu—nggak lucu karena dikira konyol. Tapi karena dia ada di sana… kayak mengingatkan: “Eh, kamu masih boleh main-main seperti dulu.”
Kamu Bisa Lakukan Ini Juga!
Nggak perlu ke Vancouver—cukup di bak mandi dekat dapur. Lepas sepatu, lalu ambil napas panjang… dan biarkan tubuhmu bilang: “Aku cukup. Aku sudah cukup.”
Kalau kamu pernah ngambang dalam hati… tulis di komentar ya! 🌿 Kita semua punya kolam sendiri—yang cuma bisa dibuka saat dunia diam.
She Lay in Sunlight, Unfiltered: A Quiet Rebellion of Self-Love and Stillness
Tenang Itu Pemberontakan
Dia nggak pose buat konten Instagram. Tapi kok malah bikin hati saya meledak?
Lihat dia cuma tidur di bawah sinar matahari—nggak ada ‘look at me’, nggak ada ‘viral vibes’. Cuma napasnya yang bicara: Aku di sini, dan aku udah nyaman.
Bukan Aesthetic, Tapi Nyata
Saya lihat foto ini… lalu inget waktu anak saya nangis jam 3 pagi, Saya masih duduk di kasur pake baju tidur bolong. Tapi tiba-tiba… saya jadi merasa hebat. Karena ternyata tenang itu bisa jadi pemberontakan.
Intim dengan Diri Sendiri
Kita terlalu sering ‘beraksi’ buat orang lain. Pantas kalau capek! Tapi lihat dia—tidur tanpa alasan. Hanya karena dia mau. Itu yang bikin saya nangis diam-diam.
Yang lain mungkin bilang: “Nggak penting”. Pokoknya saya bilang: Ini kayak cerita saya. Kalian juga merasa gini kan? Comment deh! 💬
The Quiet Power of a Black Leather Jacket: A Visual Reflection on Body Confidence and Authenticity
Jaketnya Ngomong Sendiri
Akhirnya paham kenapa jaket kulit hitam itu lebih berbicara daripada semua konten ‘perfect body’ di TikTok.
Dia nggak senyum. Ngga pose kayak lagi ikut challenge “dramatic look”. Cuma berdiri—dan diam. Tapi dalam diam itu ada cerita: ‘Ini aku. Nggak perlu jadi model di majalah buat merasa layak.’
Karena Nggak Mau Berpura-pura
Saya lihat foto dia pakai stoking hitam yang mengilap kayak mimpi tua—dan langsung teringat ibu saya waktu dulu pakai baju batik kusut tapi tetap anggun.
Nggak perlu cantik sempurna. Cukup punya keberanian bilang: ‘Ini tubuhku. Aku mau dipandang seperti ini.’
Saya Pengin Juga Seperti Itu
Kadang saya lihat diri sendiri di cermin… dan mikir: ‘Wah, mungkin kalau pakai jaket kulit hitam juga bisa jadi sosok kuat?’ Tapi malu duluan karena takut dikira sedang ‘nyari perhatian’.
Yuk kita semua belajar dari jaket ini: tenang-tenang saja, nggak usah perform untuk siapa pun. Kalau kamu juga pernah merasa seperti itu… comment lah satu kata saja: ‘Iya.’
Whisper of Dawn Light: A Quiet Archivist’s Haiku of Stillness and Maple Rust
Ini bukan cuma teh… ini adalah ritual pagi yang disaksikan oleh daun maple yang sedang ngobrol sama bayangan diri sendiri. Di dapurku, setiap tetes uap itu berbisik: “Kamu juga pernah nangis sambil ngecek berasap?” Aku jawab: “Iya, tapi aku pakai jubah jadi ibu rumah—bukan seni pamer.” Kapan terakhir kita lihat bayangan itu? Pasca tidur… saat anak tertawa sendirian tanpa tujuan. Jangan cari likes atau clicks—cari saja diamnya.
Личное представление
Saya seorang ibu rumah tangga dari Jakarta yang menangkap cahaya kecil di setiap hari. Di sini, setiap gambar adalah doa tersembunyi dan setiap kata adalah pelukan tanpa suara. Mari kita bersama merasakan betapa indahnya menjadi 'diri' dalam keheningan.


